Didiklah Anakmu!

Bacaan hari ini: Amsal 29:17
“Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketentraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu.” (Amsal 29:17)

Kita hidup dalam dunia yang kejadian-kejadiannya tidak bisa diulang kembali dan pergerakannya begitu cepat. Pertumbuhan jumlah penduduk sejak tahun 1900, tidak bisa dikendalikan. Bahkan teknologi yang begitu cepat telah disalahgunakan, termasuk oleh sebagian besar orang percaya, sehingga mereka kurang peduli terhadap kebenaran firman Tuhan. Sekarang, hal apakah yang membentuk nilai-nilai kehidupan anak-anak kita? Apakah itu media, pendapat orang, kebiasaan keluarga, kebudayaan, atau fantasi pemikiran kita? Nilai keluarga seperti apakah yang ingin kita dapatkan?

Hidup kita 90-95% terdiri dari “kebiasaan,” sedangkan 5-10% adalah tempat kreatifitas untuk melakukan yang berbeda. Pakailah yang 90-95% “kebiasaan” tersebut dengan mendidik anak-anak kita melalui kebenaran firman Tuhan yang menjadikannya pandai, serta kebenaran, keadilan dan kejujuran, untuk memberi kebijaksanaan serta pengetahuan. Inilah unsur-unsur yang ada di dalam hikmat TUHAN (ps.1:1-7). Jadi, definisi hikmat adalah memberikan kesanggupan bagi seseorang untuk mengarungi kehidupan ini dengan baik/bijaksana (mencapai kesuksesan).

Sebaliknya, orang bodoh memilih jalan yang salah dan menerima akibatnya. Itulah sebabnya mengapa Kita Amsal ini memberikan dorongan kepada orangtua untuk tegas dalam mendisiplin anak-anak mereka. Anak-anak yang bodoh, tidak taat, dan yang tidak belajar hikmat, ketika mereka muda, akan tumbuh menjadi orang dewasa yang “bodoh.”

Kata Musa, “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintah-kan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicara-kannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun” (Ul. 56-7). Kiranya Tuhan menolong kita mendidik generasi mendatang.

Leave a comment